Bila rembulan setia temani bumi di kala
malam kelam, juga mentari setia sinari
bumi beri kehangatan dari pagi hingga
petang, lalu siapakah kan temani aku di
kala sepi sendirian? Siapakah kan beri aku
kehangatan di kala dingin menusuk hati
dalam kegalauan?
Kini kau telah tiada lagi di sisiku, kau telah
berlalu tinggalkan aku. Mungkinkah kucari
lain hati? Sudah tiada apa lagi yang
kumiliki.Segalanya telah kau pinta,
segalanya telah kau bawa.
Inilah aku.
Karenamu.
Ingin kumembencimu, ingin kulupakan
bayang-bayangmu. Tak bisa. Tak kuasa.
Berkali telah kucoba. Berkali pula tak
berdaya.
Dan kuingin kau jadi rembulanku yang
senantiasa setia temani di kala kuterlelap
tidur dibuai mimpi-mimpi indah
bersamamu. Beri cahaya kasihmu di setiap
keremangan sudut hati dan kegelapan
ruang kalbu.
Juga kuingin kau jadi matahariku yang tiap
hari kan setia temani bersama kehangatan
bara cintamu.
Namun kau bukanlah rembulan itu. Kau
juga bukan matahari itu. Karena kau sudah
jadi kenangan. Kau telah menjelma jadi
bayangan.
Inilah aku.
Karenamu.
Aku membeku kedinginan, terpaku dalam
kesepian, terbelenggu dalam kerinduan.
Bagai bumi yang mati, bila rembulan dan
matahari sudah tak menemaninya lagi.
Hb220111
No comments:
Post a Comment